Selasa, 18 November 2014



SALAHKAH AKU?
by: Annisa Diah Maharani

malam sunyi cahaya yang terang menyinari kota jakarta, hujan deras mengguyur pinggiran kota yang ramai penduduk tersebut. angin berhembus menyeruak menyapu dedauan yang berserakan di sepanjang jalan. Rama terus berlari menghindari guyuran air yang datang secara tiba-tiba tersebut. tubuhnya terasa tak kuat lagi, ingin rasanya ia jatuh namun ia harus tetap berlari rumah Bu anni sudah terlihat dari tempatnya berdiri sekarang. Rama ingin berssilaturahim dan sekalian membicarakan hutang  orang tua nya yang sudah menumpuk kepada bu anni.
“assalamu’alaikum Bu anni”, Rama mengetuk pintu rumah Bu anni perlahan karena ia takut jika menggangu keluarga dan tetangga di sekitar.
“eh rama, ada apa ma, sini masuk”, Bu anni mempersilakan Rama masuk dan bertanya apa tujuan datang ke rumahnya.
Rama menjelaskan jika ia belum dapat melunasi hutang orang tuanya untuk saat ini, Bu anni mengerti bagaimana keadaan keluarga Rama yang sederhana dan pas-pasan, di tambah lagi dengan keadaan ayahnya yang sedang sakit-sakitan di rumah,  menjadikan Bu anni semakin ingin membantu keluarga Rama. Ia menawarkan kepada Rama untuk bekerja dengan saudaranya yang kebetulan saat itu sedang mencari guru privat untuk anaknya. Bagi Rama yang memang di anugerahi akal yang pandai, itu sebuah pekerjaan yang mudah dan langsung saja ia menerima pekerjaan tersebut.  Rama meminta alamat saudara Bu anni tersebut dan segera pamit pulang karena waktu sudah larut malam.
***
suara adzan membangunkan Rama dengan samar-samar ia juga mendengar  suara ayam yang juga memeriahkan suasana pagi ini, namun matahari masih bersembunyi di peraduannya dan hawa dingin menyeruak menusuk tulang. Rama segera sholat shubuh berjama’ah di masjid. Selesai sholat Rama segera mandi dan berpura-pura akan berangkat sekolah, Rama membangunkan adiknya yang biasanya memang bareng bersamanya waktu sekolah. Rama berpura-pura sekolah karena dia tau, ibunya tak ingin jika Rama berhenti sekolah, ibu masih ingin melihat anaknya berpendidikan, sebenarnya Rama tak ingin melakukan hal ini, namun keadaan yang memaksanya untuk berada dalam kebohongan ini.
selesai mengantar adiknya Rama segera menuju ke alamat yang telah di berikan oleh bu anni, dan sampai disana Rama diterima menjadi guru privat dari seorang anak bernama vicky, umurnya tak jauh beda dengan Rama, Vicky juga kelas XII sama dengannya, jadi Rama tak kesusahan untuk mengajarinya. namun vicky sepertinya tak menerima kehadiran Rama sebagai guru privatnya, mungkin karena ruang bermainnya terbatas dan tak sebebas kemarin-kemarin saat belum ada Rama. setiap sore Rama datang ke rumah Vicky untuk mengajarkannya satu sampai dua bab yang belum ia mengerti. Rama nyaman melakukan pekerjaan ini karena memang cukup mudah dan tak membuatnya kesusahan mencuri waktu dengan ibu. pagi harinya Rama membantu berjualan di sebuah toko kelontong milik bu anni.
malam yang sepi dan dingin itu, Rama pulang dari rumah Vicky dan segera menuju pulang ke rumah. ibu sudah menunggunya di depan pintu, rupanya ia sangat mengkhawatirkan Rama.
“kamu jam segini kok baru pulang ma, ibu khawatir banget sama kamu”, Tanya Bu Saroh yang memang terlihat sangat panik dan bingung.
“iya buk, tadi ngerjain tugas di rumah temen dulu. ibuk kenapa kok kelihatan sangat cemas?”, sekarang ganti Rama yang bingung melihat wajah ibunya yang tak seperti biasanya.
Belum sempat bu saroh menjawab, air bening menetes dari sudut matanya yang sudah mulai terlihat keriput. Bu saroh tak dapat menjawab pertanyaan dari Rama, ia justru semakin menangis dan menangis, menjadikan Rama semakin tak mengerti dengan semua yang terjadi. Dengan sigap, Rama memeluk pelan ibunya, ia tak tega melihat orang yang di cintainya tersebut menangis karena suatu hal apapun, sekecil pun itu. Rama berusaha menenangkan hati ibunya.
“a.. a..ayahmu di rumah sakit ma”, kata Bu saroh dengan terbata-bata. “serangan jantungnya kumat dan harus di larikan ke rumah sakit, Safia sudah berada disana menunggui ayah, ibu pulang dulu untuk mencari uang pinjaman lagi buat bayar perawatan dan nebus obat”, jelas ibu dengan menatap wajah putra sulungnya tersebut.
Seketika itu, hati rama bagai teriris pedang yang tajamnya melebihi apapun. Air matanya seketika memaksa untuk keluar dari kelopak matanya yang sudah mulai sayu.  Bagai di hadang oleh serbuan pasukan, ia tak dapat melakukan apa-apa. tangan yang berada di pundak ibunya semakin melemas, Rama tak dapat membayangkan jika akan terjadi seperti ini.
waktu menunjukkan pukul 23.45 namun sulit bagi Rama untuk memejamkan mata di dalam sebuah bilik kecil di sudut rumahnya tersebut. Ia tak henti-hentinya memandang wajah adiknya Safia. memang hanya Safia lah yang sedari tadi menunggui ayahnya di rumah sakit dan sekarang telah di gantikan oleh ibunya. Rama belum sempat menengok ayahnya di rumah sakit. Ia masih sibuk memikirkan bagaimana cara mendapatkan uang lebih untuk perawatan ayahnya selama di rumah sakit.
Malam telah menghilang di gantikan fajar yang mulai terlhat di ufuk timur. Rama dan Safia memulai aktifitasnya hari ini dengan sendiri. tak ada yang menyiapkan sarapan untuk mereka, tak ada pula yang menasehati mereka sebelum pergi sekolah. Rama segera mengayuh sepedanya kuat-kuat agar cepat sampai di sekolah Safia dan segera ke toko Bu anni. Ia ingin sekali cepat-cepat mengakhiri pekerjaannya hari itu. setelah pekerjaan di toko Bu anni selesai, ia segera menuju ke rumah Vicky. Namun, dalam perjalanan Rama melihat Vicky sedang bermain motor bersama teman-temannya.. Rama berhenti diantara teman-teman Vicky, Rama melihat seorang wanita cantik berada di sebelah Vicky, ia terlihat sangat ketakutan. wajah manisnya membuat Rama tak bisa berhenti untuk melihatnya, ingin sekali Rama membawanya pergi dari gerombolan teman-teman Vicky yang terlihat berandalaan tersebut. Rama merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama dengan gadis tersebut.
“eh lo orang mana? ngapain lo kesini bawa sepeda butut lagi.. hahaha” ejek Anto, salah satu teman Vicky yang berbadan kekar.
Rama hanya diam, ia memandang ke arah Vicky dan mengingatkannya.
“Vick buruan, ini udah jamnya entar aku di marahin ayah kamu kalo telat” ucap Rama untuk mengajak Vicky pulang.
Suara tawa teman-teman Vicky menggelegar, “haha elo ngapain sih masih mau ngajak-ngajak gue buat belajar, mendingan disini enak, kita bisa enjoy, ya gak bro?” bantah Vicky sambil meniupkan asap rokok ke hadapan Rama
Rama tak menyangka jika Vicky adalah perokok aktif dan termasuk salah satu dari geng motor yang suka melakukan tindakan anarkis. Rama segera mencegah dan mengatakan jika yang di lakukan Vicky dan teman-temannya ini salah.
“Gue tau Ram kalo elo lagi kesusahan, elo butuh duit kan buat ngebiayain bokap lo yang lagi sakit, mendingan sini gue kasih tau elo gimana cara ngedapetin duit banyak”, ajak Vicky.
Rama berpikir, dari mana Vicky tau jika dia sedang membutuhkan uang banyak untuk ayahnya? Tapi itu tak penting bagi Rama, ia hanya memikirkan antara menerima dan menolak ajakan Vicky tersebut, dia mengetahui pasti Vicky menawarkan pekerjaan yang salah, tapi jika menolak ia tak akan mendapatkan uang untuk membayar perawatan ayahnya di rumah sakit.
“emangnya gimana caranya ngedapetin duit banyak dalam waktu singkat” tanya Rama yang sudah mulai tergiur dengan tawaran yang di berikan Vicky.
“gampang kok, tugas elo Cuma ngejualin ini sampe abis”, ucap Anto sambil menyerahkan bungkusan yang tertutup rapih dalam plastik warna hitam.
Rama membuka bungkusan itu perlahan, ia melihat isinya dan agak kaget setelah melihatnya. Rama awalnya menolak penawaran tersebut, tapi karena teman-teman Vicky memang pandai untuk merayu, sekaligus di tambah dengan keinginan Rama untuk mendapatkan uang, akhirnya Rama menyetujui penawaran tersebut.
 “gimana elo bisa kan?” Tanya Anto sekali lagi untuk memastikan.
“oke lah, gue bisa” ucap Rama ragu.
***
sehari setelah kejadian tersebut, Rama bertemu dengan gadis manis yang pertama kali di temuinya saat berada di tengah-tengah teman Vicky. Rama memutuskan untuk berkenalan dan mengajak gadis itu berbicara.
“hei, apa kabar?” sapa Rama lembut kepada gadis tersebut.
“baik, eh kamu. temennya Vicky kan?” jawab gadis tersebut sambil mengingat-ingat Rama kembali.
“hehe iya.. nama kamu siapa?”
“aku Fania, kamu Rama kan?” jawab Fania ragu.
sejak saat itu, mereka berteman dekat dan Fania pun menerima keadaan Rama yang sederhana tanpa membanding-bandingkan dengan temannya yang lain.
Fania mengetahui semua apa yang sedang di rasakan oleh Rama sekarang. Fania juga mengetahui jika Rama membutuhkan uang banyak untuk pengobatan ayahnya yang sedang berada di rumah sakit. 
“Ram, aku ingin membantumu”, kata Fania saat mereka bertemu.
“apa yang bisa kamu lakukan untuk membantuku?” , tanya Rama heran
“aku ingin membeli semua yang di berikan Anto kepadamu”, jawab Fania tegas
“apa? tidak. untuk apa kamu membelinya Fan? aku tidak ingin kamu mengasihaniku dengan membeli ini dariku, jika ada yang mengetahui kamu membawa barang ini, kamu terancam bahaya yang besar Fan”. Rama tak membiarkan Fania membeli barang haram itu darinya.
“aku tidak hanya sekedar membantumu, tapi aku juga membutuhkannya, aku membutuhkan obat itu”, jelas fania.
Rama tak percaya mendengar ucapan Fania itu, ia menanyakannnya lagi untuk memastikan.
“maksut kamu apa?”
“aku menggunakan obat itu sejak 2 bulan lalu, sejak aku bergaul dengan Vicky dan teman-temannya, aku tau kalo ini salah, tapi ini satu-satunya cara agar aku dapat melupakan permasalahan keluargaku yang setiap hari tak pernah akur. ayah ibu mereka sering beradu pendapat, ayah sering melakukan kekerasan terhadap ibu, ibu juga sering melawan perkataan ayah. aku tak tahan berada di rumah, lalu aku memutuskan untuk pergi dari mereka dan sekarang begini lah aku, hidup bersama geng motor liar. hidupku jauh dari rasa kasih sayang. tapi, saat aku berada di dekatmu aku merasakan itu. aku nyaman berada di sisimu, aku nyaman saat kita bersama” ungkap Fania lebar.
Rama hanya diam, ia tak tau harus berbuat apa saat itu. Rama mencoba berpikir kembali, ia hanyut dalam keadaan tersebut sehingga tak menyadari jika Fania telah menunggunya lama.
“hei Ram, buruan kasih ke aku obatnya” pinta Fania, hingga mengagetkan Rama.
Rama tak menginginkan Fania menggunakan obat tersebut, Rama hanya akan memberikan obat tersebut kepada orang-orang yang memang sudah terbiasa meminumnya.
“gak Fan, aku gak akan ngasih obat ini ke kamu, sampe kamu nangis-nagis darah pun aku tak akan mengasihkannya kepadamu. aku menginginkan yang terbaik untukmu, aku tak ingin jika kamu menggunakan kesempatan ini untuk kebodohan”
angin berhembus kencang, menandakan hujan akan mengguyur kota  sebentar lagi. Rama meninggalkan Fania sendiri terkena guyuran gerimis yang semakin lama semakin deras. Fania tak bergerak sedikitpun, ia menatap kepergian Rama tajam, seolah tak menginginkan jika Rama pergi meninggalkannya. Fania berteriak dalam derasnya hujan, ia menangis sekencang-kencangnya, namun tak ada seorang pun yang mengetahui jika ia sedang merasakan sakit saat itu.
***

Rama memberikan semua barang itu ke seorang pelajar SMA seusianya, ia terpaksa melakukan itu, ia sebenarnya tak tega melihat kawannya terjerumus ke arah yang salah, namun, lagi-lagi keadaan yang memaksanya untuk melakukan semua ini. Rama menjualnya sesuai dengan biaya yang di butuhkan untuk melunasi biaya pengobatan ayahnya di rumah sakit. rama segera pergi dari orang tersebut, serta membawa uangnya untuk di serahkan ke pihak rumah sakit.
“berapa semua biaya pasien yang berada di ruang Mawar No.5 sus?” tanya Rama kepada suster penjaga kasir rumah sakit.
suster penjaga tersebut menyebutkan jumlah nominal yang harus di bayar oleh Rama, Rama segera membayarnya dan segera pergi dari ruangan tersebut dan menuju ruang mawar no.5 untuk menjenguk ayahnya.
“gimana keadaan bapak buk?” tanya Rama kepada ibunya
“ya beginilah ma, bapakmu belum sadar sepenuhnya. keadaanya masih kritis”. terlihat raut wajah sedih pada Bu Saroh
“ya udah kita sabar aja ya buk, kita serahkan semua pada Allah SWT. ibuk gak usah khawatir dengan biaya, Rama udah ngelunasin semuanya buk.” ucap Rama untuk menghibur hati ibunya. Namun, Bu Saroh justru kaget dan memarahi Rama.
“kamu dapet uang dari mana ma? kamu nyolong ya, apa kamu ngerampok, jujur sama ibuk ma, kamu dapet uang dari mana?” tuduh Bu Saroh pada Rama
“aku gak ngerampok buk, aku bekerja, aku banting tulang nyari tambahan biaya untuk bapak” jelas Rama yang seketika itu menggetarkan hati ibunya.
Bu Saroh tak dapat berkata apa-apa lagi, ia terharu dengan kerja keras anaknya. Namun sebenarnya dalam hati Rama gelisah, ia merasa sangat bersalah karena telah berbohong kepada ibunya, terlebih kepada ayahnya yang sedang sakit’
“maafkan rama ibu ayah, Rama tak dapat menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, Rama mencari uang dengan jalan yang salah, Rama tak dapat membuat bangga kalian berdua”, ucap rama dalam hati.
dari kejauhan terlihat Safia berlari menuju ke arah ibu dan kakaknya, ia nampak sangat tergesa-gesa, rasanya ada sesuatu yang ingin ia sampaikan kepadanya ibunya.
“buk..buk.. ta.. ta.. tadi ada polisi” kata Safia terengah-engah dengan menunjuk ke arah sosok dua orang lelaki yang berbadan tegap di belakangnya. “katanya dia lagi cari kak Rama”, lanjutnya.
seketika itu, hati Rama berdegup sangat kencang. darahnya mengalir cepat, seakan ia terjatuh dari langit ketujuh dari bumi ini. ia tak menyangka jika polisi akan mengetahui jejaknya selama beberapa menit kemudian.
“selamat siang, bisakah saya bertemu dengan Rama Aditya Putra?” tanya polisi tersebut tegas.
“iya, dengan saya sendiri pak” Rama memberanikan diri untuk menjawab polisi tersebut.
“ada apa ini pak polisi? kenapa anda ingin menemui anak saya?” tanya ibu heran.
“maaf saudara Rama anda kami tangkap atas tuduhan penyelundupan dan pengedaran obat terlarang dan NARKOTIKA”.
“apa maksutnya pak polisi? anak saya tidak mungkin melakukan itu, anak saya ini anak baik-baik, tidak mungkin dia melakukan itu, iya kan ma? coba kamu jelasin ke pak polisi dulu ma, kamu gak ngelakuin itu kan?” bela ibu kepada Rama.
Namun Rama hanya bisa diam dan bahkan menyerahkan kedua tangannya untuk di tangkap dan di borgol oleh polisi.  Bu Saroh dan Safia menangis melihat kejadian ini, Rama hanya menunduk tak dapat berbicara dan hanya tetesan air mata yang dapat mewakili perasaan dan menandakan betapa menyesalnya ia melakukan hal tersebut.
“maafkan Rama buk, Rama tak dapat membuat ibuk bangga, justru malah membuat ibuk malu. hanya hal ini yang dapat aku lakukan untuk membantu biaya perawatan ayah buk, semoga ayah mendapatkan pertolongan yang terbaik”.  hanya itu kata terakhir yang di ucapkan oleh Rama.
Polisi segera membawa Rama pergi dan memborgol kedua tangannya. Namun, di tengah perjalanan menuju mobil, Rama menemui seorang gadis yang sepertinya sangat ia kenali. Gadis itu terbaring kaku di salah satu ruang di rumah sakit tersebut. Rama sempat meminta ijin kepada polisi untuk menemui gadis itu sebentar.
“Fania, kamu kenapa?” teriak Rama histeris saat mengetahui bahwa yang terbujur disana adalah Fania, seorang Gadis yang dicintainya.
“apa kamu yang bernama Rama?” tanya wanita paruh baya, yang sedang berada di sisi Fania.
“iya, saya Rama buk? Fania kenapa?”
“kamu baca saja surat ini, kamu akan mengetahui semuanya” jelas ibu tersebut.

Untuk Rama
Rama mungkin saat kamu membaca surat ini, aku sudah terbaring tak berdaya atau mungkin sudah tak ada di dunia ini lagi. aku menulis surat ini dengan sisa-sisa kekuatanku yang hampir habis, akibat pengaruh obat itu.sore itu, saat kamu meninggalkan aku di taman, aku berfikir jika memang selama ini aku salah, aku sudah masuk ke lubang yang tak sempurna. untuk itu, aku memutuskan untuk tetap di taman tersebut dan merasakan dunia yang indah bersama dengan guyuran hujan yang deras, tak ada yang melihatku disana, tak ada yang mengetahui jika ku merasakan SAKAU yang luar biasa sakitnya. Rama, sejak pertama bertemu, aku merasakan kamu berbeda, aku merasa kamu adalah seorang malaikat yang berhati mulia, ya mungkin aku tak pantas untuk berada disisimu, menemani setiap langkah kakimu, dan berharap banyak kepadamu, untuk itu Tuhan menjauhkan ku darimu untuk saat ini dan mungkin selamanya. Tapi satu hal yang harus kamu tau, aku sangat tulus mencintaimu.
                                                                                                                                                                 Fania Septia
setelah membaca surat tersebut, Rama merasakan  tubuhnya terjatuh dari pangkal langit menuju bumi, badannya lemas seketika dan ia tak menyangka jika ia yang menyebabkan Fania pergi. Belum sempat Rama mengucapkan maaf kepada orang tua Fania, tiba-tiba Safia memanggil kakaknya itu dengan keadaan menangis, Safia menyebut-nyebut nama ayahnya. ia mengatakan jika ayahnya telah berpulang. Rama semakin terpuruk mendengar kabar dari adiknya tersebut. Ia berlari menuju ruangan ayahnya.
Rama masuk ruangan dengan rasa bersalah yang mendalam, ibunya hanya dapat menangisi kepergian sang ayah. Rama memeluk tubuh sang ayah yang mulai mengaku.
“maaafkan Rama ayah, selama ini Rama belum bisa jadi anak yang bebakti dengan orang tua, Rama belum dapat membahagiakan ayah. Rama hanya menjadi seorang yang pengecut. maafkan Rama ayahh”  ucap Rama masih dengan menangis dan memeluk sang ayah yang terbujur kaku.
sore itu hujan rintik dan semilir angin menjadi saksi acara pemakaman Ayah Rama dan Fania. Rama hanya dapat merasakan sesal yang teramat dalam dengan apa yang telah di lakukan kepada kedua orang yang di cintainya tersebut.                

Minggu, 05 Oktober 2014

Hardware
Hasil dari pengamatan kami mengenai perangkat keras (hardware) di server wanet Bambo-net Lawang adalah sebagai berikut:
a. Unit Masukan (Input Unit)
    Warnet Bambo-net menggunakan input unit sebagai berikut:
   a) Keyboard
   b) Mouse
   Warnet Bambo.net menggunakan Processor AMD Athlon™ X2 260, 2.40  GHz, 2.00 GB of RAM.
b. Unit Keluaran (Output Unit)
     Warnet Bamboo.net menggunakan unit keluaran sebagai berikut:
   a) Printer
   b) Monitor
   c) Sound
              d) Headphone
Software
    a. Operating System (OS)
               Warnet Bambo.net menggunakan OS Microsoft Windows XP Home Edition Version 2002 Service Pack 2.
b. Program Aplikasi
Program Aplikasi yang digunakan di Warnet JeCo.net adalah sebagai berikut:
    a) Microsoft Office 2007 yang terdiri dari:
Microsoft Office Excel 2007
Microsoft Office Powerpoint 2007
Microsoft Office Publisher 2007
Microsoft Office Word 2007
  b) Avast! Antivirus, Smadav.
  c) Office & Productivity terdiri dari :
Open Office 3.3.0
PDF-Xchange Viewer
 d) Internet, E-Mail & Networking terdiri dari:
Chrome 15.0
Firefox 6.2.0
Opera 11.51
Yahoo Messenger 11
Brainware
Brainware di Warnet Bambo.net operatornya bernama Alex, beliau sudah bekerja disana selama 2 tahun. Brainware disana terdiri dari cliet dan server.
Kesimpulan
1. Komputer adalah serangkaian ataupun sekelompok mesin elektronik yang terdiri dari ribuan bahkan jutaan komponen yang dapat saling bekerja sama, serta membentuk sebuah sistem kerja yang rapi dan teliti.
2. Perangkat Keras adalah salah satu komponen dari sebuah komputer yang sifat alatnya bisa dilihat dan diraba secara langsung atau yang berbentuk nyata, yang berfungsi untuk mendukung proses komputerisasi.
3. Perangkat keras komputer dibagi menjadi :
     Input device (unit masukan)
     Process device (unit Pemrosesan)
     Output device (unit keluaran)
4. Software adalah nama lain dari Perangkat Lunak yang artinya sebuah kode program yang disusun sedemikian rupa secara sistematis untuk mencapai suatu tujuan.
5. Software berbayar merupakan perangkat lunak yang didistribusikan untuk tujuan komersil, setiap pengguna yang ingin menggunakan atau mendapatkan software tersebut dengan cara membeli atau membayar pada pihak yang mendistribusikannya.
6. Freeware atau perangkat lunak gratis adalah perangkat lunak komputer berhak
     cipta yang gratis digunakan tanpa batasan waktu, berbeda dari shareware yang mewajibkan penggunanya membayar (misalnya setelah jangka waktu percobaan tertentu atau untuk memperoleh fungsi tambahan).
7. Free Software lebih mengarah kepada bebas penggunaan tetapi tidak harus gratis.
8. Brainware adalah setiap orang yang terlibat dalam kegiatan pemanfaatan komputer atau sistem pengolahan data.
9. Administrator adalah seseorang yang bertugas mengelola suatu sistem operasi dan program-program yang berjalan pada sebuah sistem komputer atau jaringan komputer.
10. Operator adalah pengguna biasa yang hanya memanfaatkan sistem komputer yang sudah ada atau istilahnya dia hanya menggunakan apilkasi-aplikasi tertentu

cara membuat blog



  • LANGKAH KE-1 (GETTING STARTED)

Silahkan anda kunjungi website www2.blogger.com
  • LANGKAH KE-2 (CREATE AN ACCOUNT)

Setelah page terbuka, silahkan anda klik CREATE AN ACCOUNT setelah anda klik, maka akan muncul form untuk mengisikan nama dan password. Silahkan isi dan anda harus selalu ingat username dan password yang anda isikan.
Jangan lupa untuk menceklist Term of service agreement.
Kemudian klik tombol panah "Continue" untuk melanjutkan ke langkah ke-3

  • LANGKAH KE-3 (NAME YOUR BLOG)

Bagian ini sangat penting, karena nama dari blog anda nantinya akan menjadi sebuah keyword.
TIPS: agar blog anda mudah terindex oleh search engine(mesin pencari), maka alangkah lebih bagusnya jika anda membuat sebuah kesamaan antara addres dan name dari blog anda!
Sekarang klik tombol panah ORANGE"Continue" untuk melanjutkan ke langkah ke-4

  • LANGKAH KE-4 (CHOOSE YOUR BLOG TEMLATE)

Sekarang anda haya tinggal selangkah lagi untuk mempunyai webblog buatan sendiri!!!
Disini anda ditujukan untuk memilih warna dan bentuk dari web anda. Silahkan pilih sesuai dengan topic dan selera anda.
OK jika anda sudah selesai memilih template, sekarang kita akan lanjut ke langkah berikutnya.
Sekarang klik tombol panah ORANGE"Continue" untuk melanjutkan ke langkah ke-5

  • LANGKAH KE-5 (GENERATE YOUR BLOG)

Sekarang blogger akan menciptakan blog anda. Setelah blog selesai dibuat, maka di browser anda akan ada tulisan "Your Blog Has Beeb Created" Klik start Posting untuk untuk membuat artikel/tulisan pertamamu.
Sekarang Isikan Judul artikel kamu pada kolom tile, dan tulis isi dari artikelmu di bawahnya!